BALI – Liburan Hari Raya Idul Fitri tahun ini membawa berkah bagi desa-desa wisata di tanah air, tidak terkecuali dengan Desa Penglipuran, di Kabupaten Bangli, Bali.
Kawasan yang terpilih menjadi salah satu diantara 54 Desa Wisata terbaik di dunia atau Best Tourism Villages 2023, dimana penghargaan tersebut diberikan oleh Organisasi Pariwisata Dunia PBB atau UNWTO pada edisi ketiga “Best Tourism Villages by UNWTO” di Samarkand, Uzbekistan ini, dikunjungi oleh ribuan wisatawan tiap harinya.
Kunjungan wisatawan Nusantara atau wisatawan domestik (wisdom) ke obyek wisata Desa Penglipuran, di Kabupaten Bangli, Bali, naik tajam selamat libur lebaran Hari Raya Idulfitri 2024. Kunjungan wisdom ke salah satu desa terbersih di dunia ini per harinya mencapai 6 ribu orang.
“Itu sudah kelihatan kenaikan dari tanggal 8 April kemarin itu sudah ada di angka sekitar 6 ribu per hari,” kata I Wayan Sumiarsa, General Manager Desa Wisata Penglipuran, seperti yang dilansir dari kompas, Jumat (12/4).
Sumiarsa mengatakan tren kenaikan wisdom ke Desa Penglipuran bertahap. Pada hari normal, angkanya berkisar 2 ribu hingga 3 ribu per hari. Saat libur lebaran, jumlahnya meningkat dari angka 4 ribu sampai 5 ribu per hari dan kini meningkat di angka 6 ribu per hari.
“Sudah di angka 6 ribu per hari dan paling banyak wisatawan dari Jawa Timur dan Jakarta juga banyak. Kalau wisatawan asing juga ada, mungkin di sekitar 5 persen,” imbuhnya.
Ia menyebutkan, bahwa kebanyakan wisatawan lokal yang datang ke Desa Penglipuran selama momen libur lebaran menggunakan kendaraan pribadi dan berbeda ketika di hari normal yang kebanyakan rombongan dengan menggunakan bus.
Desa Penglipuran merupakan salah satu dari sembilan desa adat di Bali. Lokasi desa terletak di Desa Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Salah satu obyek wisata di Bali ini sangat disukai oleh wisatawan asing dan belakang banyak juga wisatawan lokal yang berkunjung ke desa ini.
Jumlah penduduk Desa Wisata Penglipuran per Januari 2021 adalah 1.111 orang dengan jumlah KK 277, dengan mata pencaharian perajin ,pedagang souvenir, kuliner, pertanian .
Dengan jumlah wisatawan diangka 3 ribu per hari saja, bisa dikatakan jumlah penduduk desa ini kalah banyak dengan wisatawan yang datang untuk menikmati keindahan desa adat ini.
Satu potensi besar yang bisa dijadikan contoh dan inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia dalam menggali potensi desa menata kelola managemen agar bisa menjadi sumber pendapatan asli desa, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan warga desa itu sendiri.