BOJONEGORO – Sebagai pegiat Pengerak Jaminan Sosial Nasional (Perisai) BPJAMSOSTEK di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Sujoko terbilang sukses. Sejak menjadi perisai pada 2017, bapak tiga anak ini sudah menyabet juara se-Jawa Timur dan 10 terbaik Perisai tingkat Nasional hingga akhirnya terpilih bisa berangkat ke Jepang.
Namun, keberhasilannya tersebut tak semudah membalikkan telapak tangan. Suka duka dialami pria 41 tahun ini saat menjadi Perisai. Di sisi lain, rasa lelah dan kegigihannya untuk meyakinkan masyarakat melalui BPJS Ketenagakerjaan akhirnya membuat dia bisa tersenyum lebar.
Ceritanya, Sujoko merupakan perangkat Desa Margoagung, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Bojonegoro. Saat itu, dia belum ikut menjadi anggota BPJS Ketenagakerjaan. Namun, seiring perjalanan waktu, dia mulai sadar bahwa profesinya sebagai perangkat desa belum ada jaminan tenaga kerja.
Banyak teman-teman perangkat desa yang belum terlindungi jaminan sosial. Seperti kecelakaan kerja dan jaminan kematian.
“Pada waktu itu masih sedikit sekali teman-teman perangkat desa yang ikut serta menjadi anggota BPJS Ketenagakerjaan,” ungkap Sujoko yang dilansir dari cakrawala.co.
Kesadaran Sujoko lalu muncul saat melihat rekan perangkat desa mengalami sakit saat kerja. Bahkan ada yang meninggal dunia namun tanpa ada jaminan maupun perlindungan dari kantor tempatnya bekerja. Karena itulah, dia memberanikan diri mendatangi kantor BPJAMSOSTEK Bojonegoro.
”Saya ingat betul pada 2017 silaturahmi ke kantor BPJAMSOSTEK untuk nanya-nanya tentang perlindungan jaminan kerja serta bagaimana cara pendaftaranya,” ucap Sujoko.
Nah, disitu lah akhirnya keberuntungan Sujoko berawal. Setelah mendapatkan informasi terkait Jaminan Sosial BPJS Ketenagakerjaan, dirinya juga ditawari untuk menjadi Perisai. Saking semangatnya, dia langsung gas pol. Sosialisasi pun dilakukan oleh suami dari Sunarti (42) ini sehari setelah menyandang pegiat perisai.
“Yang pertama dalam satu tahun saya fokus sosialisasi ke teman-teman perangkat desa. Awalnya banyak juga para perangkat, daftar ke BPJS Ketenagakerjaan secara Mandiri atau BPU. Lalu dengan masifnya sosialisasi mereka banyak yang daftar atau saya akusisi dan langsung ikut empat program lengkap hingga Jaminan Pensiun (JP),” ujarnya.
Sujoko yang juga menjadi Ketua Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI), Kabupaten Bojonegoro semakin telaten bersosialisasi. Penolakan dari sejumlah masyarakat untuk bergabung dengan BPJS Ketenagakerjaan tak membuatnya patah semangat. Hal itu justru membuat pria murah senyum itu semakin sabar.
“Alhamdulillah dengan kesabaran itu hingga tahun 2019 mayoritas perangkat desa di Bojoneogro sudah terdaftar ke jaminan sosial milik pemerintah ini,” kenang Sujoko bersyukur.
Pada waktu itu, imbuhnya, Kabupaten Bojonegoro belum mengalokasikan anggaran APBD untuk jaminan BPJS Ketenagakerjaan kepada para perangakat desa. Dari situlah idenya terus muncul. Dia mendapatkan kepercayaan memperluas jaringan untuk menawarkan dan mensosialiasikan bagaimana pentingnya jaminan ketenagakerjaan.
“Rasanya senang bisa mengajak teman-teman seprofesi dan lainnya mengikuti program BPJS Ketenagakerjaan yang sangat menguntungkan untuk masa depan,” paparnya.
Berangkat dari situlah Sujoko terus berkembang. Dia tak henti-hentinya menambah akusisi peserta untuk didaftarkan secara mandiri maupun dari badan usaha.
“Suka duka pastilah ada, tapi kita tidak bosan-bosan terus sosialisasi pada masyarakat. Kan sebenarnya sangat murah hanya Rp 16.800, manfaat yang diterima sangat banyak. Uang yang dikeluarkan tidak sebanding ketika terjadi risiko dalam sebuah pekerjaan,” ujarnya.
Kini hasil jerih payahnya itu telah membuahkan hasil. Hingga saat ini dia sudah memiliki anggota kepesertaan sekitar 3 ribu orang. Sujoko juga kembali meraih apresiasi dari BPJS Ketenagakerjaan. Dia mendapat juara 1 Perisai tingkat Jawa Timur, kategori Perisai dengan iuran terbanyak dan pembayaran iuran tepat waktu.
Karena itu, dengan jumlah anggota kepesertaan yang melimpah, penghasilannya melebihi yang diperoleh sebagai perangkat desa. Bahkan dalam satu bulan saja penghasilannya menjadi Perisai sudah mencapai Rp 20 juta.
“Iya mas sudah dua digit penghasilannya, tapi kan juga untuk mengaji karyawan bagian admin serta untuk mendukung kemajuan organisasi,” kata Sujoko merendah.
Sujoko mengaku, kesuksesannya ini didapat karena semangat dan dukungan dari istri dan 3 anaknya (Fais, Hilmi dan Ozi) Tak lupa juga masukan dan saran dari para pegawai BPJAMSOSTEK yang sudah mengusulkannya menjadi Perisai.
”Selain keluarga, BPJS Ketenagakerjaan Bojonegoro mulai dari ARK dan Kakacab dorongan semangatnya sangat luar biasa hingga saya seperti saat ini. Alhamdulillah,” tutupnya.
Sangat menginspirasi mantap pak salam dari kami PPDI Oku timur sumatera selatan