Rizal Ismail, Striker Perkesit Cianjur Yang Juga Perangkat Desa

Cianjur – Para pemain liga 3 ternyata hanya menjalani kompetisi selama satu bulan, dan selama itulah mereka dikontrak dan mendapat gaji yang besar. Impian untuk bisa hidup sukses sebagai pemain sepak bola pun sulit terwujud dalam kasta paling bawah di liga Indonesia ini.

Dilansir dari detikn.com, striker Perkesit Cianjur Rizal Ismail (24) mengungkapkan, jika menjadi pemain sepak bola merupakan cita-citanya sejak kecil. Melihat banyak pemain dari Cianjur yang sukses sebagai pesepakbola profesional membuatnya mantap menekuni olahraga tersebut.

“Saya melihat tetangga sekarang jadi pemain di liga 1, kemudian ada legenda Persib kang Atep. Sekarang juga ada pemain muda dari Cianjur, Robi Darwis. Ini jadi motivasi saya bermain sepakbola dan jadi pemain profesional,” kata dia belum laman ini.

Namun, lanjut dia, kesuksesan sebagai pemain bola hanya diraih jika bermain di liga 1. Pasalnya liga 3 pemain hanya berlaga dan mendapat gaji besar selama satu bulan. “Liga 3 hanya sebulan, selepas itu tidak ada pertandingan. Beda dengan liga 1 yang kompetisinya lama. Dan pemain biasanya dibayar saat kompetisi saja, atau hanya sebulan,” kata dia.

Rizal mengungkapkan, jika sebagian besar pemain di liga 3 akan kembali ke profesinya jika kompetisi berakhir. Dia sendiri kembali sebagai perangkat desa di salah satu desa di Kecamatan Mande. Sebagian lagi bermain di liga antar kampung atau menjadi atlet untuk pekan olahraga.

“Begitulah nasib pemain liga tiga, saat kompetisi bisa dapat uang, kalau sudah selesai kembali ke pekerjaan masing-masing. Kalau saya sebagai perangkat desa, teman saya ada yang tetap bermain untuk mengikuti liga tarkam di daerahnya, atau jadi atlet di Porda,” ucap dia.

“Di luar itu, paling bisa mendapatkan uang di sesi latihan. Kalau manajemen yang sekarang memberikan uang saku untuk sesi latihan,” ungkapnya.

Menurut dia, untuk pemain yang memang mengandalkan sepak bola sebagai penghasilan utama, biasanya berusaha sebaik mungkin agar menarik perhatian club besar di liga 2 dan 1. “Kalau ditarik ke liga yang lebih tinggi, tentu bayarannya akan lebih besar. Jadi banyak yang bermain sambil berharap bisa dilirik club besar, supaya bisa meraih kesuksesan di olahraga sepakbola ini,” tuturnya.

Striker Perkesit ini mulai bergabung pada kompetisi Liga 3 seri 2 di musim 2019, 2021, dan 2022. Dia mengatakan pada musim 2019 dan 2021, banyak kisah yang cukup memprihatinkan harus dilalui oleh pemain.

Pada sesi latihan misalnya, pemain awalnya mendapatkan uang saku sebagai pengganti ongkos. Namun seiring berjalan waktu, para pemain tidak diberi uang saku dan harus mengeluarkan uang pribadi untuk berangkat latihan. Namun, lantaran kecintaan terhadap Perkesit, para pemain tidak mempermasalahkan kondisi tersebut.

“Ya mau bagaimana lagi, mungkin kondisi keuangannya kurang sehat. Tapi para pemain mah tidak mempermasalahkan, demi mengharumkan nama baik Cianjur, kami tetap latihan dan bertanding sebaik mungkin,” ucap dia.

Bahkan saat musim 2021, para pemain dibuat cemas dengan jersey, sebab sebelum pertandingan jersey belum siap. “Yang sudah ada juga nomor punggungnya tidak sesuai dengan yang didaftarkan pada panitia pelaksana liga 3. Tapi pada akhirnya saat bertanding jersey sudah ada untuk seluruh pemain,” ungkapnya.

Dia mengungkapkan jika saat pertandingan, management di musim 2019 dan 2021 sudah cukup memfasilitasi, berupa kendaraan operasional hingga konsumsi. Meskipun para pemain biasanya berangkat beberapa jam pertandingan dan langsung pulang setelah bertanding.

“Istilahnya didugdag kang, pulang pergi, tidak ada menginap dulu kalau pertandingannya di kota lain yang cukup jauh. Tapi segitu juga sudah alhamdulillah, masih diupayakan untuk kendaraan dan makannya. Karena ada di daerah lain yang lebih kurang beruntung dari kita,” kata dia.

Kondisi berbeda dirasakan di musim 2022, Rizal menyebutkan jika management sat ini memberikan fasilitas yang jauh lebih baik bagi para pemain. “Kalau yang sekarang mah pemain dikasih enak, untuk konsumsi kita diberi enak, kendaraan operasional disiapkan berupa bus, kalau bertanding di luar daerah kita menginap beberapa hari sebelum pertandingan untuk penyesuaian dengan kondisi cuaca di sana,” ujar dia.

“Selain itu, pemain juga dikontrak dan dibayar lebih profesional. Bahkan menurut saya ini yang terbaik dibandingkan club lain yang berlaga di liga 3 seri 2,” katanya.

About admin

Check Also

Status Kepegawaian Perangkat Desa, Menunggu Revisi UU Desa Ataukah Judicial Review Di MK ?

JAKARTA – Keinginan perangkat desa dari Sabang hingga Merauke untuk mendapatkan kejelasan status kepegawaian menjadi …

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *