PURWOREJO – Bupati Yuli Hastuti menyatakan dapat merasakan perjuangan lini pemerintahan di tingkat bawah, hal ini disampaikan saat memberikan sambutan dalam peringatan HUT PPDI ke-18 di GOR Sarwo Edhie Wibowo, Kamis (18/9).,
“Saya begitu merasakan bagaimana dahulu, kesejahteraan perangkat desa itu tidak seperti sekarang ini. Mereka mendapatkan penghasilan dari tanah bengkok yang pemanfaatannya harus diusahakan sendiri,” kata Yuli Hastuti.
Peringatan ini dihadiri lebih dari 1.500 anggota PPDI dari seluruh Kabupaten Purworejo. Turut hadir Bupati Yuli Hastuti, Ketua DPRD Dion Agasi Setiabudi, unsur Forkopimda lainnya, kepala dinas terkait, serta seluruh camat di Purworejo.
“Saat itu, perangkat desa di wilayah pegunungan sulit menggantungkan pendapatan dari tanah bengkok. Namun, sekarang kondisinya sudah berbeda dimana para perangkat sudah mendapatkan pendapatan secara rutin,” imbuh Bupati.
Pada kesempatan tersebut, Yuli Hastuti menyatakan bahwa perangkat desa tidak hanya sebagai ujung tombak pembangunan daerah, tetapi juga motor penggerak pembangunan desa. Tanpa peran mereka, pembangunan desa tidak akan berjalan dengan baik.
“Oleh karena itu, PPDI sebagai rumah bagi seluruh perangkat desa, menjadi wadah yang tepat untuk membina sekaligus mengayomi para perangkat desa,” tambah Yuli Hastuti.
Menghadapi berbagai tantangan, Yuli meminta perangkat desa untuk selalu berpikir kreatif dan inovatif. Mereka tidak boleh takut mencoba hal-hal baru yang dapat membawa perubahan positif bagi desa.
Ketua PPDI Purworejo, Erwan Widi Ashari, menekankan pentingnya peran perangkat desa dan menyatakan bahwa pihaknya telah meluncurkan sekolah pamong. Keberadaan sekolah ini akan membuat pamong semakin pandai.
“Ini adalah upaya agar perangkat memahami pekerjaan dan etika. Semua itu untuk aktualisasi dan pemberdayaan diri,” kata Erwan.
Dia juga menyebut bahwa pamong atau perangkat berbeda dengan aparatur sipil negara (ASN) yang harus mengikuti pra jabatan. Sedangkan pamong begitu dilantik, langsung dituntut untuk bekerja dan berhubungan dengan masyarakat.
“Di sini peran penting sekolah pamong, karena di lapangan, pamong dituntut bisa mensiasati keadaan dan di sekolah pamong berbagai ilmu dan pengalaman itu dibagikan,” tambahnya.
Erwan juga menyoroti situasi politik menjelang Pilkada. Dia mengakui bahwa pamong harus netral, tetapi paguyubannya boleh memberi tahu anggota PPDI tentang pemimpin yang layak untuk Purworejo ke depan.
“Teman pamong harus sadar, harus memulai membuat jalan menuju kekuasaan. Dalam harlah ini pamong terus belajar, agar pintar dan berwibawa, tidak ada kekuasaan yang dibangun tanpa landasan kewibawaan,” jelas Erwan.