GRESIK, -Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani (Gus Yani) turun tangan menyikapi hasil ujian rekrutmen Perangkat Desa Jabatan Kaur Pemerintahan di Desa Munggugebang Kecamatan Benjeng yang dilakukan Tim Panitia Penjaringan dan Penyaringan Perangkat Desa (P3D).
Ini setelah seleksi Perangkat Desa Munggugebang tersebut heboh dan menjadi perbincangan di media sosial (medsos). Sebab, hasil ujian tersebut mencurigakan. Seorang calon perangkat desa lulusan S1 dari Unair Surabaya bernama Weldan Erhu Nugraha, dikalahkan oleh 2 peserta pasangan suami istri (pasutri) yang hanya lulusan kejar paket C (setara SMA).
Bahkan yang mengejutkan, pasutri tersebut mendapatkan skor yang nyaris sempurna, masing-masing 100 dan 99. Sedangkan Weldan Erhu Nugraha ‘hanya’ mendapatkan skor 68.
Weldan bertemu dengan bupati di ruang kerja Gus Yani, Jumat (7/5). Dia menceritakan pengalamannya ikut ujian rekrutmen perangkat di Desa Munggugebang, hingga akhirnya kalah dengan lulusan kejar paket C.
Usai pertemuan itu, bupati memposting fotonya dengan Weldan di akun facebook (FB) pribadinya dan mengungkapkan hasil pertemuan dengan Weldan.
“Perkenalkan. Sebelah saya adalah Weldan Erhu Nugraha. Anak muda yang kapan hari mengikuti seleksi perangkat desa di Desa Munggugebang Kecamatan Benjeng. Ia alumni Unair dan aktif di Karang Taruna desa setempat. Akan tetapi, hasil seleksi tersebut menjadi bahan pembicaraan masyarakat. Mulanya hanya warga di desa tersebut, akan tapi akhir-akhir ini menjadi viral di media sosial (medsos) . Sebab, viralnya adalah karena diduga ada kejanggalan pada seleksi itu,” tulis Gus Yani dalam cuitan di FB-nya itu.
“Tadi siang Weldan sudah bercerita banyak ke saya. Bagaimana mulai ia mengikuti proses daftar sampai test ujian. Ketika ia merasa ada kejanggalan atas hasil seleksi pun, ia telah berusaha menanyakan ke pihak panitia seleksi sampai ke Pak Camat setempat (Camat Benjeng). Tapi jawaban dirasa kurang memuaskan,” ungkap Bupati.
Saat bertemu Weldan, bupati juga bertanya motivasinya ikut seleksi perangkat desa. “Ia (Weldan) menjawab, pertama, Weldan ingin membuktikan bahwa anggapan bila seleksi perangkat di desanya hanya formalitas semata itu tidak benar. Kedua, Weldan ingin berkontribusi untuk kemajuan desanya,” beber bupati.
“Tadi (usai bertemu Weldan), saya langsung berkomunikasi dengan Inspektorat untuk turun ke lapangan guna mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada tes seleksi itu. Yang nantinya hasil dari Inspektorat bisa kami tindaklanjuti. Apakah akan dilakukan seleksi ulang atau bagaimana baiknya. Semoga kejadian ini tidak meruntuhkan harapan dan angan anak-anak muda Gresik guna berkontribusi,” ujar bupati.
Bupati berharap, anak-anak muda lebih dilibatkan dalam mengambil kebijakan dan pembangunan Kabupaten Gresik. Lebih-lebih untuk desa.
“Di era baru (Pemerintahan Gresik Baru) pembangunan desa, saya menaruh harap agar anak-anak muda didorong berpartisipasi. Karena tantangan pembangunan ke depan harus berorientasi pada pemerataan, kreativitas dan inovasi, serta kemajuan teknologi,” pungkasnya.