Desa Unik Di Pulau Dewata, Pesona Keindahan Khatulistiwa

Bicara soal desa unik di Bali tentu tidak terbatas pada satu dasar tertentu. Unik berarti memiliki sesuatu yang menarik dan tidak dimiliki oleh siapapun lainnya. Begitu pula dengan desa unik di Bali di bawah ini. Masing-masing desa berikut ini memiliki ciri khas tersendiri dan tidak satupun dimiliki oleh desa lainnya di Bali.

Bicara soal keunikan tentu bukan hal yang baru di Bali. Bali sudah tersohor akan keunikannya di seluruh dunia. Budaya, keindahan alam, dan pastinya manusia Bali itu sendiri. Sebuah komposisi yang membuat Bali menjadi sangat terkenal dan ramai didatangi pendatang baik dari Indonesia dan mancanegara.

Desa-desa di Bali juga merupakan sebuah keunikan. Unit tesebut memegang peranan penting dalam kehidupan manusia Bali dalam berbudaya dan berkegiatan sehari-hari. Paguyuban ini membuat masyarakat Bali semakin erat dari hari ke hari. Nah berikut ini jalanmelali.com merilis desa unik di Bali yang patut dikunjungi saat berlibur di Bali. Simak ulasannya berikut di bawah ini.

Desa Penglipuran, Desa Unik di Bali nan Bersih

Desa unik di Bali yang pertama mungkin tidak asing lagi bagi kita semua. Pernah dinobatkan sebagai desa paling bersih di dunia oleh Travel Channel, Desa Penglipuran menyimpan sebuah keunikan tersendiri pada tata letak bangunan warga desa. Bangunan rumah warga tertata rapi dalam sebuah barisan pemukiman dengan satu jalur utama dengan gerbang yang sama pada setiap kepala keluarga.

Tak hanya itu, layaknya desain rumah adat Bali, tata letak lokasi tempat suci, rumah, hingga kuburan juga diatur dengan baik di desa yang satu ini.

Bila menilik sejarah, Penglipuran adalah desa tempat dimana Raja Bangli berlibur. Penglipuran berasal dari kata penglipur yang artinya menghibur. Maka dari itu, tak heran bila kini tempat ini kian terkenal menjadi desa tempat plesiran.

Warga desa setempat juga memiliki kuliner khas yang bila seseorang menyebutnya, ia akan ingat langsung dengan Desa Penglipuran yaitu loloh cem cem. Loloh atau jamu yang dibuat dari daun cem-cem serta air tape ini dipasarkan kepada mereka yang berlibur ke desa ini. Maka dari itu loloh cem-cem sangat erat kaitannya dengan desa Penglipuran.

Untuk bisa masuk ke desa wisata ini, pengunjung hanya perlu membayar Rp.20.000 untuk anak-anak dan Rp.25.000 untuk WNI dewasa sedangkan Rp. 30.000 dan Rp.25.000 untuk WNA dewasa dan anak-anak.  

Desa Trunyan, Tradisi Ngaben Tak Biasa

Masih di Kabupaten Bangli, desa unik di Bali selanjutnya adalah Desa Trunyan. Berlokasi di pinggir danau Batur, dan berseberangan dengan desa Songan, Trunyan merupakan salah satu desa yang dinobatkan sebagai desa unik di Bali.

Warga desa setempat memiliki tradisi unik yang kian membuat desa ini terkenal di seluruh dunia. Tradisi Ngaben membakar mayat di Bali pada umumnya mungkin dikenal mancanegara akan keunikannya. Namun begitu, tradisi pemakaman di desa Trunyan memiliki keunikan tersendiri dan berbeda dengan yang lainnya.

Setiap warga desa yang meninggal, badan kasar (jenazah) akan diletakan bersebelahan dengan pohon Taru Menyan yang berlokasi di tempat pemakanan desa tersebut. Anehnya adalah tak satupun binatang buas mendekati bahkan baunya juga tak menyengat.

Konon, pohon Taru Menyan yang besar tersebut mampu menghilangkan bau menyengat pada jenazah-jenazah yang diletakan di sekitarnya. Tempat ini tidak hanya bermanfaat secara fungsi, kini banyak pelancong bahkan peneliti yang kian berkunjung untuk melihat dan membuktikan hal unik tersebut. Wisata indigo cocok mungkin ya disini.

Desa Blimbing Sari, Perpaduan Budaya Desa Unik di Bali

Nama desa ini mungkin tak seterkenal beberapa desa sebelumnya namun sangat layak berjejer diantara desa unik di Bali lainnya. Ya, Desa Blimbing Sari, sebuah desa yang berlokasi di Kecamatan Melaya, Jembrana ini terbilang memiliki sebuah keunikan dan sekaligus daya tarik wisata tersendiri.

Diceritakan pada zaman dahulu, persebaran agama Kristen cukup masif di Bali. Hal ini tentu membuat adanya percampuran budaya yang dibawa oleh agama-agama tersebut. Desa Blimbing Sari adalah bukti nyata dimana agama Kristen bersatu padu dalam harmoni dengan kebudayaan Hindu Bali.

Saat memasuki desa ini, sebuah gapura khas ornamen Bali namun bercitra Kristiani menyambut sejuknya kawasan Desa Blimbing Sari. Kawasan pemukiman tertata begitu rapi dan bersih. Pagar-pagar warga yang ditata rapi sedemikian rupa hingga rerumputan batas jalan yang bersih. Tak sampai sana, kita akan melihat arsitektur Bali yang dimanjakan dalam balutan kristiani pada bangunan-bangunan penduduknya.

Hal yang paling menonjol adalah Gereja PNIEL Blimbing Sari. Bila tak teliti, orang mungkin akan mengira tempat suci tersebut adalah pura daripada gereja. Bagaimana tidak? Tempat ibadah umat Kristiani tesebut begitu gagah nan megah dalam balutan ornamen khas Bali. Lengkap dengan umah kul-kul (tempat kentongan besar) serta gapura selamat datang khas Bali pada bagian depan.

Sebagian besar penduduk desa tersebut adalah umat Kristiani, namun hal menarik muncul saat Galungan dan Kuningan. Mereka juga turut merayakannya dengan ikut melakukan pemasangan penjor, simbol kemenangan dharma melawan adharma yang dirayakan umat Hindu. Ini adalah bukti keselarasan dan harmoni dalam agama dan budaya tidak semata-mata angan-angan, wacana, atau mimpi belaka. Ini nyata dan begitu unik adanya di Desa Blimbing Sari.

Desa Tenganan: Desa Bali Aga, Kuno, dan Unik.

Dari Bali Barat kita bergerah jauh ke ujung timur. Karangasem, kawasan sejuk nan asri serta pemandangan Gunung Agung yang begitu megah. Desa Tenganan tidak akan asing dari telinga kita semua. Tenganan mengingatkan kita semua tentang kain tenun pegringsingan, perang pandan, ayunan, dan masih banyak lainnya.

Desa yang berlokasi di kecamatan Manggis ini tergolong salah satu desa Bali Aga yang masih ada hingga hari ini. Bali Aga atau Bali Mula adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan rupa asli Bali atau desa yang masih memberlakukan prinsip-prinsip serta tradisi turun temurun masyarakat terdahulu hingga di zaman modern ini.

Meski gencarnya gempuran globalisasi, Desa Tenganan masih mampu tetap bertahan dengan prinsip serta tradisi kuno leluhur mereka. Sebagai contoh saja, penyebaran informasi di desa tersebut masih dilakukan dengan cara door to door dengan aturan berpakaian sedemikian rupa.

Ketatnya warga desa tersebut dalam melakukan tradisi membuat Tengenan menjadi salah satu desa unik di Bali yang kini dibanjiri wisawatan. Tak hanya itu, model rumah serta bangunan di kawasan desa ini pun sangat unik dan kental akan suasana tradisional dan kuno.  

Bila ingin merasakan dan menikmati Bali di masa lalu, Desa Tenganan bisa jadi salah satu tempat terbaik untuk kembali ke masa lalu pulau Dewata.

Desa Songan: Subur dan Indah

Desa unik di Bali terakhir versi jalanmelali.com jatuh pada Desa Songan. Secara administratif desa ini sudah dimekarkan menjadi dua desa yaitu Songan A dan Songan B, sangat sederhana bukan bak kelompok belajar di dalam kelas. Namun begitu desa ini begitu rumit untuk dipahami mengingat batas wilayahnya belum jelas adanya. Tapi ulasan kita tidak akan jauh kesana namun pada seunik apakah desa ini.

Berbatasan langsung dengan Gunung Batur serta Danau Batur membuat kawasan ini begitu subur. Desa Songan adalah satu-satunya desa di Bali yang menjadi penghasil bawang merah terbesar bahkan hingga dikirim ke daerah lain. Sejauh mata memandang, desa ini penuh akan kebun bawang merah.

Selain terkenal dengan bawang, ada pula budidaya Ikan Mujair di kawasan danau vulkanik. Lokasi danau Batur yang berdampingan dengan Gunung Batur vulkanik membuat danau ini memiliki kandungan belerang. Budidaya ikan mujair ini terbilang sangat beresiko tinggi meningat letusan vulkanik di dalam danausewaktu-waktu bisa melenyapkan semua ikan yang dibudidayakan di danau tersebut. Wah ini sih bahaya buat ikannya.

Berada diantara gunung dan danau membuat desa ini memiliki pemandangan yang begitu indah. Panorama alam perpaduan perbukitan, gunung serta danau ini sangat begitu lengkap untuk berakhir pekan besama keluarga. Ada banyak tempat wisata menarik untuk piknik ataupun glamping (glamour camping) yang bisa dinikmati di kawasan ini.

artikel ini telah tayang di jalanmelali.com dengan judul 5 Desa Unik Di Bali: “Taruh Mayat Di Bawah Pohon Besar”

About admin

Check Also

Peroleh 14 Suara Dalam Musda, Asep Ruyandi Terpilih Menjadi Ketua PPDI Sukabumi Periode 2024-2029

SUKABUMI – Asep Ruyandi terpilih menjadi Ketua PPDI Kabupaten Sukabumi periode 2024-2029, dalam Musyawarah Daerah …

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *