“Ini komitmen kesungguhan kepala desa dan BUMDesa untuk terus menggerakkan potensi yang dimiliki untuk menjadi penopang ekonomi regional maupun nasional. Yang pertama kita telah membuat sejarah yaitu Dana Desa telah merubah wajah kepemimpinan desa dan partisipasi pembangunan betul-betul Dahsyat, lompatannya luar biasa,” ujarnya.
Dengan usulan dana desa Rp5 miliar, sambungnya, separuh dari dana desa tersebut dapat digunakan untuk ekonomi produktif, baik di desa wisata, produktivitas pangan, kebutuhan konsumsi, dan sebagainya.
“Kita (sudah) hitung semua. Separuh dari dana desa bisa digunakan ekonomi produktif, baik di wisata desa kebutuhan konsumsi produktivitas pangan dan seterusnya. BUMDesa nanti bisa jadi holding nasional yang besar sekali, yang bisa menopang ekonomi nasional kita,” ujarnya.
Perkembangan BUMDes begitu signifikan, tercatat hingga 1 Februari 2023 jumlah desa yang memiliki BUMDes meningkat hingga 32,29% dibanding 4 tahun sebelumnya. Yakni, dari 43.339 BUMDes menjadi 57.288 BUMDes.
Kemudian, sebanyak 12.296 BUMDes sudah berbadan hukum, dengan modal awal Rp1,76 triliun. Lalu, aset menjadi Rp178,57 miliar, dan omzet setahun lalu mencapai Rp90,26 miliar.
Tercatat juga ada 173 BUMDes Bersama berbadan hukum, dengan modal awal Rp343,75 miliar, aset menjadi Rp8,54 miliar, dan omzet setahun lalu mencapai Rp12,67 miliar.
Baca juga : SERAHKAN TALI ASIH UNTUK PURNATUGAS PERANGKAT DESA, CAMAT MANYARAN PUJI SOLIDITAS PPDI
Lalu ada 763 BUMDes Bersama lkd berbadan hukum, dengan modal awal Rp3,33 triliun, aset menjadi Rp 125,56 miliar, dan omzet setahun lalu Rp46,6 miliar.
Dengan usulan dana desa Rp5 miliar, sambungnya, separuh dari dana desa tersebut dapat digunakan untuk ekonomi produktif, baik di desa wisata, produktivitas pangan, kebutuhan konsumsi, dan sebagainya.
“BUMDes juga dapat mengoptimalkan aset desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan desa. Itulah komitmen supaya Indonesia membangun dari bawah, yaitu dari desa,” pungkasnya.