Desa-Desa “Menyentuh Langit” Di Indonesia, Adakah Desa-mu ?

Jakarta — Mendaki gunung ialah salah satu hobi yang menyenangkan. Selain bisa melihat pemandangan indah, kita juga bisa bertemu dengan banyak orang baru.
Bukan cuma sesama pendaki, orang baru yang ditemui antara lain warga desa yang dilewati selama perjalanan, karena ada banyak desa-desa yang berada di ketinggian.

Sempatkan diri untuk berbincang dengan warga desa di sana, niscaya kita bisa mendapat pencerahan mengenai pandangan hidup mereka yang sepertinya jauh dari kehidupan ibu kota.

Menyesap kopi atau teh dari teras rumah mereka yang sederhana sembari menikmati pemandangan alam tentu saja bakal menjadi pengalaman wisata yang tak terlupakan.

Tapi ingat, jika ingin melakukan pendakian gunung dalam waktu dekat sebaiknya patuhi protokol kesehatan pencegahan virus Corona, karena masyarakat desa yang tinggal di pegunungan biasanya ialah lansia yang rentan sakit.

Jaga sikap dan jagalah kebersihan lingkungan sepanjang pendakian.

Dilansir dari cnnindonesia.com, berikut tujuh desa tertinggi di Indonesia:

1. Kampung Bena di Gunung Inerie

Berlokasi di Bajawa, Flores, Nusa Tenggara Timur, Desa Bena ialah pemukiman yang berada di lereng Gunung Inerie, dengan ketinggian sekitar 1.500 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Tanpa aliran listrik, masyarakat di desa ini tetap hidup sejahtera, karena pemukimannya dikelilingi oleh alam yang subur serta panorama yang indah.

Desa Bena juga masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO.

2. Kampung Deiyai di Papua

Lokasi desa yang masuk dalam kabupaten Deiyai memang menjadi tempat tertinggi di Papua. Pemukiman ini sendiri berada di ketinggian 1.700 mdpl.

Tak jauh dari desa ada danau yang telah eksis sejak zaman purba, yakni Danau Tigi.

3. Desa Argosari di Bromo Tengger

Desa Argosari. (Pambudiyoga via Wikimedia Commons (CC-BY-SA-4.0))
Pendaki gunung pasti sudah akrab dengan sebutan B29, yang merupakan nama untuk sebuat puncak di Kecamatan Senduro, Lumajang, Jawa Timur, yang tak jauh dengan jalur Ranupani.

Dari puncak ini, pendaki bisa melihat Gunung Bromo dan gunung di sekitarnya. Pemandangannya indah, bak lukisan, ditambah dengan keberadaan Desa Argosari.

Tak heran kalau pemukiman ini masuk dalam salah satu desa tertinggi di Indonesia, karena berada dalam ketinggian 2.000 mdpl.

4. Desa Ranupani di Gunung Rinjani

Desa Ranupani. (iStockphoto/Frebian Dwi Martin)

Di jalur pendakian Ranupani juga bisa ditemukan salah satu desa tertinggi di Indonesia yang berada di ketinggan 2.100 mdpl. Desa ini juga menjadi salah satu pos pendakian favorit, karena magisnya pemandangan gunung dan danau menjadi satu.


5. Desa Sembungan di Wonosobo

Beranjak ke Kabupaten Wonosobo di Jawa Tengah ada Desa Sembungan yang sesuai namanya berada di Dataran Tinggi Dieng.

Desa Sembungan merupakan pemukiman yang berada di kaki Gunung Sikunir, tepatnya di ketinggian 2.300 mdpl.

Desa ini sering dijadikan titik pendakian Gunung Sikunir. Banyak yang datang untuk berburu pemandangan golden sunrise alias matahari terbit berwarna keemasan di puncaknya.

Desa ini sering dijadikan titik pendakian Gunung Sikunir. Banyak yang datang untuk berburu pemandangan golden sunrise alias matahari terbit berwarna keemasan di puncaknya.

6. Distrik Mulia di Puncak Jaya

Desa ini berada dekat dengan Pegunungan Jaya Wijaya, namun tidak bisa dibilang sebagai titik awal pendakian, karena jalur menuju ke sana berupa hutan lebat dan liar.

Di desa yang berada di ketinggian 2.448 mdpl ini juga terdapat Bandara Mulia.

7. Desa Hargo Dalem di Gunung Lawu

Pendaki gunung juga pasti sudah akrab dengan nama Mbok Yem, wanita pemilik warung yang sering dikunjungi untuk melepas lelah.

Tempat tinggal dan warungnya berada di satu dari tiga puncak Gunung Lawu, Hargo Dalem, yang memiliki ketinggian 3.265 mdpl.

Mengutip Info Pendaki, kabarnya Mbok Yem hanya “turun gunung” setahun sekali untuk menemui anak cucunya yang tinggal di pemukiman “lebih rendah” di lereng Gunung Lawu.

Selain tujuh desa tertinggi di Indonesia itu, desa tertinggi lainnya ialah; Fatumanasi di Gunung Fatu Timau (1.400 mdpl), Tana Toraja di NTT (1.400 mdpl), Berastagi di Sumatra Utara (1.300 mdpl), Wae Rebo di NTT (1.200 mdpl), dan Sembalun di Gunung Rinjani (1.150 mpdl).

About admin

Check Also

Akademisi UNMUH Sumatera Barat Bicara Tentang UU No 03 Tahun 2024

Undang-Undang Nomor 3 Tаhun 2024 Tentang Pеrubаhаn Kеduа Atаѕ Undаng-Undаng Nomor 6 Tаhun 2024 Tеntаng …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *