Aneh? Pelantikan Perangkat Desa Ini Di Pinggir Jalan Raya Bukan Di Kantor Desa

GRESIK – Ketua DPRD Gresik, Abdul Qodir menyebut Kepala Desa Munggugebang, Wariyanto akan dipanggil DPRD Gresik.

“Dipanggil besok, hearing dengan komisi I,” ucapnya, Jumat (21/5/2021).

Dikatakannya, pemanggilan itu akan dilakukan pada Sabtu (22/5/2021) besok. Menindaklanjuti sikap kades yang tetap nekat melantik perangkat desa di tengah pemeriksaan inspektorat yang masih berjalan.

Politisi PKB ini juga sudah melihat gambar pelantikan perangkat desa kasi pemerintahan tersebut di tepi jalan kawasan pergudangan, Romokalisari, Kota Surabaya.

Dikonfirmasi terpisah, kepala inspektorat Gresik, Eddy Hadi Siswoyo mengaku pemeriksaan masih berlangsung. Beberapa pihak juga sudah dipanggil untuk dimintai keterangan.

“Masih, sekarang Wildan yang dipanggil,” katanya.

Sekadar informasi, meski sempat tertunda akibat didemo warga, Kepala Desa Munggugebang, Wariyanto melantik Suparno sebagai Kasi Pemerintahan Desa Munggugebang. Pelantikan dilangsungkan di sebuah kawasan di Surabaya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, lokasi pelantikan berada di pinggir jalan raya dekat area pergudangan di kawasan Romokalisari. Menggunakan terop ukuran kecil dengan perpaduan warna merah dan putih, pelantikan hanya dihadiri beberapa orang saja.

Wariyanto yang mengenakan pakaian serba putih itu berdiri membacakan sumpah dan diikuti oleh Suparno Kasi Pemerintahan Desa Munggugebang yang lolos dengan nilai sempurna 100.

Johan salah satu tamu undangan yang menghadiri pelantikan itu membenarkan bahwa pelantikan digelar di luar kota. Selama pelantikan berjalan lancar.

“Di Surabaya, aman tidak ada apa-apa,” kata dia.

Disinggung mengenai mengapa lokasi pelantikan yang jauh dari desa, Johan sendiri mengaku tidak tahu. Yang jelas, dia mendapat undang dalam pelantikan tersebut.

“Saya kurang tahu, yang tahu panitia,” tambahnya.

Sugiyat perwakilan Aliansi Warga Munggugebang mempertanyakan keabsahan pelantikan tersebut. Adanya informasi terkait pelantikan kasi pemerintahan yang dilakukan oleh Kepala Desa Munggugebang secara diam-diam dan di laksanakan di luar wilayah Desa Munggugebang.

Menurut informasi yang telah dihimpun Aliansi Warga Munggugebang. Pelantikan dilaksanakan di Daerah Romo Kalisari Kota Surabaya yang dimulai pukul 16.00 WIB.

Dalam Pelantikan tersebut dihadiri oleh Kepala Desa Munggugebang beserta Istri, Sekdes, Perangkat Desa, Ketua Panitia P3D Desa Munggugebang dan dan beberapa Anggota BPD Desa Munggugebang dan Saudara Suparno beserta keluarga.

“Sikap Aliansi Warga Munggugebabang dengan ini, tetap menghormati proses kerja Inspektorat Kabupaten Gresik dalam menginvestigasi dugaan pelanggaran dan siap melanjutkan perjuangan menolak hasil seleksi P3D Desa Munggugebang untuk jabatan kasi pemerintahan lewat jalur peradilan,” tegasnya.

Ketua Panitia Penjanringan Perangkat Desa (P3D) Aji Setiawan bersama Kepala Desa Munggugebang, Wariyanto belum memberikan keterangan resmi hingga berita ini diturunkan. Dihubungi melalui sambungan seluler, keduanya tidak kunjung merespon.

Sebelumnya pada Rabu (19/5/2021) sore, Kepala Desa Munggugebang, Wariyanto nekat melanjutkan pelantikan Kasi Pemerintahan Desa Munggugebang, malam ini. Meskipun, seleksi perangkat desa itu masih dalam pemeriksaan inspektorat.

Wariyanto berjalan menuju mobil dari ruangan Camat di Kantor Kecamatan Benjeng. Dia memberikan penjelasan singkat kepada awak media, setelah bertemu Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, Kapolres Gresik, AKBP Arief Fitrianto, Dandim 0817/Gresik Letkol Inf Taufik Ismail, Muspika Benjeng, Kepala Dinas PMD dan Inspektorat.

Pihaknya tetap bersikukuh melantik Suparno pemenang seleksi perangkat desa dengan nilai 100 yang diduga kontroversi itu.

“Ya kami tetap melaksanakan saja,” singkatnya sambil berjalan menuju mobil berwarna putih yang ditumpanginya.

Disinggung mengenai melakukan pelantikan di tengah pemeriksaan inspektorat yang masih berlangsung. Wariyanto hanya menjawab singkat.

“Insya Allah,” kata dia.

Diketahui dalam seleksi perangkat desa Munggugebang itu menjadi polemik. Pasalnya, seleksi yang diikuti tiga peserta itu diduga ada kejanggalan. Suparno yang merupakan mantan Kepala BPD setempat itu keluar sebagai pemenang seleksi dengan nilai sempurna, 100.

Kemudian disusul peserta kedua yang merupakan istrinya bernama Sri Danarti nyaris mendapat nilai sempurna. Hanya mengalami satu soal saja yang salah dengan hasil 99. Keduanya merupakan lulusan kejar paket C.

Peserta ketiga bernama Wildan Erhu Nugraha yang merupakan lulusan S1 Universitas Airlangga (Unair) harus puas mendapat nilai terendah. Pria yang berprofesi sebagai guru di salah satu SMA swasta ini mendapat nilai 68.(dilansir dari surabaya.tribunnews.com)

About admin

Check Also

Momen Bulan Syawal, Emil Dardak Terima Silahturahmi Pengurus PPDI Provinsi Jawa Timur

SURABAYA – Masih dalam suasana Hari Raya Idul Fitri, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *