Tidak Disangka, Ternyata Menteri Ini Dulunya Seorang Kepala Desa

Orang banyak mengenal sosok Syahrul Yasin Limpo dikenal sebagai Gubernur Sulawesi Selatan sebelum menjabat Menteri Pertanian. Namun mungkin sedikit yang tahu karir politiknya dimulai dari Kepala Desa.

“Saya dari kepala desa, camat, bupati, gubernur,” ujar Syahrul di Pasuruan, Jawa Timur, sebagaimana dilansir dari okezone.com.

Dia bercerita, sebelum Presiden Joko Widodo alias Jokowi menetapkan siapa saja menterinya di kepemimpinannya periode kedua, ia sempat bertandang ke ruang kerja Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Hasan Aminuddin.

Di ruangan itu, Syahrul pun didoakan Hasan. “Ternyata beliau selipin doanya ke Menteri Pertanian. Doa wakil ketua komisi IV yang juga kiai, ternyata dikabukan Allah,” kata dia.

Setelah menjadi menteri, Syahrul ingin membuat sektor pertanian di Indonesia bisa berdaulat. Salah satunya di sektor buah-buahan, khususnya mangga.

“Dalam acara pekan inovasi mangga nasional karya balitbang ini jadi bagian dalam rangka percepan hilirasisi mempercepat swasembada dan ekspor buah. Serta meneruskan kedaulatan pangan yang berujung ekspor buah,” kata dia.

“Intinya pertanian indonesia harus lebih maju, tidak boleh berhenti, apalagi mundur, enggak boleh itu,” tegasnya.

Indonesia, kata Syahrul, adalah negara yang kaya. Apa saja yang ditanam di atas tanahnya bisa tumbuh subur. “Kenapa enggak mandiri? Apa sebabnya? Enggak boleh dibiarin ini. Yuk berdaulat, semua kita turun tangan,” tuturnya.

Kalau boleh sombong sedikit, kata Syahrul, dirinya tidak biasa memimpin tanpa prestasi. “Saya jadi kepala desa juara, lurah juara, camat teladan. Cuma saya camat yang bisa mendampingi Pak Harto di Istana. Jadi Gubernur Sulsel juga menjadi yang terbaik,” kata dia.

Sekarang, dirinya meminta pada seluruh elemen untuk bisa membantunya mewujudkan mimpi besarnya.

“Pokoknya jangan kotor hatinya, dengan doa salat ibadah, insya allah Allah bantu kita,” imbuhnya.

Tak hanya doa, dia juga meminta jajarannya di Balitbang Kementan untuk terus berinovasi.

“Kita harus modern. Mangga tidak boleh lagi seperti kemarin, anggurnya tidak boleh seperti kemarin. Kalau sama kita tertinggal. Kita penuhi kebutuhan nasional, lalu kita suplai dunia,” ujarnya.

Salah satunya dengan cara mengubah tradisi subsidi yang selama ini dilakukan dengan hanya memberi bantuan tanpa adanya ukuruan yang jelas.

“Tidak ada sedekah gratis, sedekah harus menghasilkan sesuatu untuk rakyat. Saya akan ukur itu,” tegasnya.

Di ujung pertanian, Syahrul pun ingin harus ada pasarnya, jangan sampai para petani bingung nanti dijual di mana. “Saya berusaha keras tarik dana kur Rp50 triliun, dengan bunga lebih rendah. Enggak usah ambil dari rentenir,” ujarnya.

Sebelum semua keinginan itu bisa diwujudkannya, dia ingin dalam setiap sidang kabinet bersama Presiden Jokowi, di meja rapat penuh dengan buah hasil dalam negeri.

“Pilihkan saya buah yang bagus. Saya mau ada buah yang bagus di meja para menteri hingga Bapak Presiden. Buah buah asli Indonesia,” pungkasnya.

About admin

Check Also

Pererat Silahturahmi, PPDI Dan AKD Magetan Adakan Halal Bi Halal

MAGETAN – Memanfaatkan suasana Hari Raya Idul Fitri, PPDI (Persatuan Perangkat Desa Indonesia) dan AKD …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *